Sertifikasi Digital Marketing
Waktu itu, Raka cuma anak muda biasa dari pinggiran kota. Kesehariannya? Ya seperti banyak orang lain, scroll media sosial, nonton YouTube, dan sesekali bantu jualan online kakaknya.
Tapi siapa sangka, dari aktivitas yang kelihatannya “biasa” itu, Raka akhirnya menemukan dunia yang mengubah hidupnya: Sertifikasi Digital Marketing Bersertifikat.
Semuanya bermula saat ia diminta bantu promosiin produk keripik singkong buatan keluarganya. Awalnya, Raka hanya posting foto seadanya di Instagram. Tapi responsnya biasa aja. Sepi. Dari situ, rasa penasarannya muncul. “Kenapa ya postinganku nggak laku?” pikirnya.
Ketemu Dunia Digital Marketing
Suatu malam, sambil scroll TikTok, Raka nggak sengaja nemu video tentang Sertifikasi Digital Marketing. Ia pun makin tertarik. Dari situ, ia mulai cari tahu apa itu SEO, cara bikin konten yang menarik, dan strategi iklan online.
Tapi makin dalam dia belajar, makin sadar kalau ilmu digital marketing itu luas banget. Nggak cukup cuma nonton video random. Dia butuh pembelajaran yang rapi dan diakui. Akhirnya, Raka menemukan program sertifikasi digital marketing gratis dari Google Digital Garage.
Mulai Belajar dan Tantangan di Awal
Belajar mandiri ternyata nggak semudah yang dibayangkan. Raka harus mencuri waktu di malam hari, karena siangnya ia bantu di toko. Kadang ngantuk, kadang bingung, tapi ada satu hal yang bikin dia tetap jalan terus: semangat untuk bisa naik level dan bikin bangga orang rumah.
Setiap modul yang diselesaikannya, Raka merasa ada hal baru yang terbuka di pikirannya. Ia jadi tahu pentingnya riset kata kunci, bagaimana perilaku konsumen di media sosial, sampai cara menganalisis hasil promosi lewat Google Analytics.
Sampai akhirnya, dia lulus dan mendapatkan sertifikasi digital marketing resmi dari Google. Untuk pertama kalinya, ia merasa punya sesuatu yang bisa dibanggakan secara profesional.
Dari Sertifikat ke Kepercayaan Diri
Setelah dapat sertifikat, Raka mulai berani melamar kerja sebagai freelance digital marketer. Ia juga memperbaiki cara promosi keripik singkong keluarganya. Hasilnya? Penjualan naik pelan-pelan, dan toko online mereka mulai dikenal lebih luas.
Bahkan, ada satu UMKM tetangga yang tertarik minta bantuan Raka mengelola media sosial mereka. Dari situ, Raka dapat penghasilan tambahan. Nggak besar di awal, tapi cukup untuk beli laptop sendiri—alat kerja yang selama ini ia pinjam dari kakaknya.
Sertifikasi Bukan Akhir, Tapi Titik Awal
Buat Raka, sertifikasi digital marketing bukan cuma selembar sertifikat, tapi titik balik. Ia mulai percaya diri menyebut dirinya sebagai digital marketer. Ia juga jadi lebih semangat ikut pelatihan-pelatihan lanjutan, bahkan kini sedang menabung buat ikut sertifikasi berstandar BNSP agar diakui secara nasional.
Cerita Raka adalah bukti nyata bahwa siapa pun bisa memulai, asal punya kemauan dan usaha. Ia bukan lulusan kampus besar. Ia nggak punya modal banyak. Tapi ia punya niat belajar dan keberanian buat mencoba hal baru.
Kamu Bisa Seperti Raka
Kalau kamu lagi baca ini dan merasa relate, mungkin kamu juga ada di posisi seperti Raka dulu. Nggak yakin harus mulai dari mana, bingung lihat persaingan kerja yang makin ketat, atau capek ngelamar kerja tapi nggak ada kabar.
Tenang, kamu nggak sendiri. Justru sekarang saat yang tepat buat ambil langkah pertama. Peluang di dunia digital marketing terbuka lebar, dan sertifikasi digital marketing bisa jadi jalan pembuka buat kamu berkembang. Nggak harus langsung jago. Cukup mulai aja dulu.
Akhir Cerita yang Masih Berlanjut
Hari ini, Raka lagi sibuk bantu beberapa UMKM dan juga mengembangkan jasa digital marketing kecil-kecilan bareng temannya. Hidupnya memang belum jadi seperti CEO startup terkenal, tapi ia sudah jauh lebih percaya diri, punya penghasilan sendiri, dan punya skill yang terus berkembang.
Cerita Raka masih berlanjut. Dan bisa jadi, cerita kamu adalah lanjutan dari kisah inspiratif ini. Satu langkah kecilmu hari ini—ikut pelatihan, belajar SEO, atau ambil sertifikasi digital marketing—bisa jadi awal dari hidup yang lebih bermakna.
